Rapat Dengar Pendapat Bersama DPR Ungkap Capaian Kinerja
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melaporkan telah berhasil menyelamatkan keuangan negara senilai Rp 11,95 triliun sepanjang tahun 2024. Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Kepala BPKP, Muhammad Yusuf Ateh, dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI yang digelar di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (22/7/2025).
Total Kontribusi BPKP Capai Rp 78,33 Triliun
Melalui anggaran sebesar Rp 2,4 triliun di tahun 2024, BPKP mencatatkan kontribusi signifikan terhadap efisiensi dan optimalisasi keuangan negara serta daerah. Rinciannya:
-
Efisiensi pengeluaran negara dan daerah: Rp 60,07 triliun
-
Penyelamatan keuangan negara: Rp 11,95 triliun
-
Optimalisasi penerimaan negara dan daerah: Rp 6,41 triliun
“Penyelamatan keuangan negara dan daerah mencapai angka Rp 11,95 triliun,” jelas Yusuf.
Fokus Kegiatan: Assurance dan Konsultasi
Yusuf menjelaskan bahwa BPKP memiliki dua kelompok besar kegiatan yang menjadi tulang punggung pengawasan:
-
Assurance: mencakup pengawasan dan audit.
-
Konsultasi: difokuskan pada pembinaan dan pemberian masukan.
Keduanya menjadi bagian integral dalam proses penguatan tata kelola dan transparansi keuangan di berbagai lembaga dan instansi pemerintah.
Anggaran 2024 Terserap 93,43 Persen
Dari total anggaran Rp 2,5 triliun yang dialokasikan, realisasi penggunaan dana mencapai sekitar 93,43% atau Rp 2,4 triliun. Rincian pemanfaatan anggaran tersebut meliputi:
-
Belanja pegawai: Rp 1,1 triliun
-
Belanja barang: Rp 746,56 miliar
-
Belanja modal: Rp 562,64 miliar
Pendapatan BPKP Lampaui Target
Pendapatan BPKP dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), khususnya dari kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat), juga melampaui target. Awalnya ditargetkan sebesar Rp 74,57 miliar, realisasinya justru mencapai Rp 85,62 miliar.
“PNBP kami melampaui target, terutama dari sektor diklat,” tambah Yusuf.
Kondisi Keuangan dan Ekuitas BPKP
Dari sisi neraca keuangan, BPKP memiliki total aset sebesar Rp 6,1 triliun dengan ekuitas senilai Rp 6,09 triliun. Yusuf merinci bahwa laporan ekuitas tahun 2024 menunjukkan:
-
Ekuitas awal: Rp 5,58 triliun
-
Koreksi nilai ekuitas: Rp 105 miliar
-
Transaksi antar entitas: Rp 2,4 triliun
-
Defisit operasional: Rp 2 triliun
-
Kenaikan bersih: Rp 506 miliar
-
Ekuitas akhir: Rp 6,09 triliun
“Ini adalah posisi terakhir ekuitas kita,” tutup Yusuf dalam pemaparannya di hadapan anggota dewan.
Baca Juga: Kenapa Gerai F&B Asal China Membanjiri Indonesia? Ini Faktor Pemicunya