f&B

Indonesia Jadi Target Pasar Utama Brand Asing

Lonjakan jumlah gerai makanan dan minuman F&B Asal China di Indonesia kian terasa. Kini, brand-brand asal China mudah ditemui di berbagai wilayah—dari pusat kota hingga kawasan perumahan. Hal ini membuat pelaku UMKM lokal harus menghadapi persaingan yang semakin ketat.

Menurut Levita Ginting Supit, Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia, Indonesia memang menjadi pasar incaran utama bagi pelaku bisnis asing, termasuk dari China.

“Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia menjadi pasar yang sangat menarik. Tidak heran bila F&B asal China agresif masuk ke sini,” ujar Levita.

Konsumen Indonesia Dinilai Sangat Antusias dengan Produk Baru

Levita juga menambahkan bahwa karakter konsumtif masyarakat Indonesia, terutama terhadap produk makanan dan minuman, turut mendorong ekspansi cepat gerai F&B dari luar negeri.

“Setiap ada brand baru dari luar negeri, langsung diserbu. Ini mencerminkan keingintahuan tinggi masyarakat terhadap hal baru, terutama dalam urusan kuliner,” jelasnya.

Harga Lebih Murah Jadi Daya Tarik Utama

Sementara itu, Direktur Eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira menilai bahwa harga yang kompetitif menjadi keunggulan besar F&B asal Tiongkok. Biaya bahan baku yang murah karena diimpor langsung dari China memungkinkan mereka menawarkan produk dengan harga lebih terjangkau.

“Tarif rendah dari China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA) dan RCEP membuat bahan baku jadi lebih murah. Ini cocok dengan daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah,” ujar Bhima.

Biaya Operasional Lebih Rendah di Indonesia

Bhima juga mengungkapkan bahwa selain bahan baku, biaya operasional di Indonesia relatif rendah dibanding negara ASEAN lainnya. Hal ini membuat China lebih agresif membangun jaringan bisnis F&B di Tanah Air.

“Sewa tempat di area non-mal seperti ruko atau dekat pemukiman jauh lebih murah. Ini membuka peluang besar bagi ekspansi gerai,” tambahnya.

4.000 Gerai China Menyerbu Indonesia dan Vietnam

Data dari lembaga riset asal Singapura, Momentum Works, menunjukkan bahwa sejak 2022, terdapat lebih dari 6.100 gerai F&B asal China tersebar di Asia Tenggara. Sekitar 66% di antaranya terkonsentrasi di Indonesia dan Vietnam, dengan masing-masing menyumbang sekitar 4.000 gerai.

Lesunya Pasar Domestik China Dorong Ekspansi Regional

Salah satu penyebab utama agresivitas ekspansi ini adalah stagnasi konsumsi dalam negeri China. Pada 2024 saja, lebih dari 1 juta gerai F&B di China tutup akibat over-supply dan lesunya daya beli domestik. Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan iklim regulasi yang cenderung ramah investor, kini menjadi ladang baru bagi brand-brand tersebut.

Baca Juga:

By y7uxp