Strategi Mobil China Potong Harga Hingga Rp 250 Juta
Produsen mobil China di Indonesia melakukan strategi agresif dengan memangkas harga kendaraan baru—beberapa model lebih rendah hingga Rp 250 juta hanya beberapa bulan setelah peluncuran. Inovasi ini didukung perakitan lokal dan skema pajak baru, membuat harga jadi jauh lebih terjangkau.
Mobil China Potong Harga: Siapa Saja?
Beberapa merek yang menggunakan strategi mobil China potong harga antara lain Wuling, Neta, BAIC, Morris Garage, dan Chery. Pengurangan harga ekstrem ini terjadi setelah pembuatan lokal (CKD) dan insentif pajak berjalan.
BAIC BJ40 Plus Turun Hampir Rp 100 Juta
Contohnya BAIC BJ40 Plus—sebelumnya dijual Rp 790 juta, kini rakitan lokal dibanderol Rp 698 juta, a.k.a diskon ~Rp 92 juta :contentReference[oaicite:3]{index=3}.
MG KHUSUS: Potongan Hingga Rp 250 Juta
MG (Morris Garage) juga menurunkan harga secara berkelanjutan: dari Rp 433 juta menjadi Rp 423 juta, kini bahkan Rp 395 jutaan — total penurunan nyaris Rp 250 juta.
Chery C5 dan E5 Turun Ratusan Juta
Chery merevisi harga C5 (dulunya Omoda 5) menjadi Rp 319 juta; sebelumnya Rp 346 juta. E5 (Omoda E5) turun hingga ~Rp 105 juta.
Faktor Utama: Perakitan Lokal & Insentif Pajak
COO BAIC Dhani Yahya menyebut bahwa skema impor CBU (50% bea masuk dan pajak mewah) hilang saat produksi lokal, pajak turun hingga 7–10%, menghasilkan penurunan harga signifikan :contentReference[oaicite:4]{index=4}.
Berbagai Efek Strategi Ini
Manfaat Bagi Konsumen
Harga turun besar memberi konsumen akses kendaraan baru dengan harga kompetitif dibanding merek Jepang.
Tantangan bagi Konsumen Lama
Penurunan mendadak menciptakan situasi ‘rugi’ bagi pembeli awal, walaupun mereka mendapat keuntungan status CBU dan unit langka :contentReference[oaicite:5]{index=5}.
Dampak Industri Lokal
Dengan alih teknologi, peningkatan kandungan lokal (TKDN) hingga 40% bisa memperkuat industri otomotif domestik serta membuka peluang ekspor :contentReference[oaicite:6]{index=6}.
Kesimpulan
Strategi mobil China potong harga secara agresif didukung oleh perakitan lokal dan regulasi pajak inovatif. Ini memberi keuntungan konsumen, mendorong pertumbuhan industri, meski menantang pembeli awal. Aksi ini menandakan era baru persaingan otomotif di Indonesia.